Selasa, September 27, 2005

Gak jadi beli velg racing ah..

Beberapa hari terakhir, aku sempet nyesel karena terlanjur membeli HSX125D "kecepetan". Gimana gak nyesel lha awal bulan September, PT AHM mengeluarkan HSX125R versi barunya HSX125 yang lebih oke tampilan stripingnya. Apalagi ditambah dengan velg racing yang bikin tambah gregetan. Maklum sekarang kayaknya lagi banyak yang pada demen ama velg model ginian ya ??

Akhirnya jadilah kebiasaan baru, hunting velg racing sana-sini. Mulai dari yang bermerek semacam Enkei sampai yang kelas kacangan. Dari yang harganya dari ratusan ribu sampai yang cetiau-an. Cari referensi velg racing yang bagus, maklum gak ada dasar pengetahuan tentang per-velg-an sih. Yang kuat yang gimana, ada yang bilang pake palang lurus tiga atau enam aja dijamin kuat dll.

Tiba-tiba kemaren pikiranku berubah tentang ambisi mau ganti velg racing ini setelah membaca salah satu artikel di EMPLus (tahu edisi kapan) tentang velg racing. Disana disebutkan bahwa yang namanya velg racing, itu ya untuk racing. Artinya kenyamanan sempurna akan didapatkan pengguna velg racing jika motor dikendari di jalanan yang khusus buat balapan dan mulus seperti di Sirkuit Sentul heheh.. Tapi kalo jalan yang dilalui tiap hari gak selalu mulus, malah cenderung gak enak banget, mending jangan pake velg racing deh. Malah gak nyaman. Gitu katanya.

Masih menurut artikel tersebut, velg jari-jari memang di desain untuk pengguna kendaraan roda dua yang sehari-hari melintasi medan yang gak menentu. Sehingga guncangan kendaraan dapat diteruskan secara merata ke roda melalui jari-jari velg. Sehingga motor dengan velg jari-jari akan terasa tetap nyaman dikendarai di medan yang lumayan berat, hal ini gak terjadi pada motor dengan velg racing.

Jadi, aku sekarang gak terlalu berambisi ganti velg ke velg racing deh. Maklum rute Lubang Buaya - Tg. Priok termasuk rute yang "berat" banyak lubang di jalanan.

Madu aseli (bukan) ?

Terinspirasi pada saat bertemu Ustad Lani di rumahnya, saat itu beliau sedang memegang segelas madu untuk diminum, kemaren aku beli sebotol madu aseli (kata penjualnya) di salah satu toko swalayan. Menurut beliau, madu sangat baik untuk kesehatan fisik dan ini gak diragukan lagi-lah. Pantesan beliau masih enerjik saja di usia yang telah senja itu.

Kehebatan madu ini pun telah difirmankan oleh Allah dalah Surat An Nahl ayat 69 :"... Dari perut lebah itu keluar, minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan."

Tapi masalahnya apakah madu yang aku beli kemaren benar-benar asli? Kalau kata penjualnya sih aseli. Bahkan ada label kalo gak terbukti 100% aseli, uang dikembalikan ..he..he.

Akhirnya dari beberapa referensi yang pernah aku baca ada beberapa ciri-ciri madu asli, misalnya kalo di bakar menyala, meletup atau kalo di dititis dengan kuku madunya gak jatuh. Nah syarat-syarat itu kayaknya udah terpenuhi semua deh.

Barusan pagi ini aku cari referensi di internet, eh ternyata metode pembuktian madu aseli tadi gak semuanya bener. Madu itu gak ada aseli atau palsu. Lha wong yang bisa menghasilkan madu cuman lebah aja kok di dunia ini. Yang ada adalah mau berkualitas tinggi dan madu berkualitas rendah.

Ciri madu berkualitas tinggi dapat ditunjukan misalnya dari kekentalannya, semakin kental semakin bagus, trus gak berbusa, sebab kalo udah berbusa berarti madu tersebut telah terfermentasi.

Gitu deh baru ngeh.

Senin, September 12, 2005

Selamat menempuh hidup baru adikku

Baarakallahu laka wa baaraka'alaika wa jama'a bainakumaa fi khairin. Amien

Salah seorang rekan kakakmu pernah mengatakan, janganlah kita mengerjakan suatu urusan jika kita tidak mengetahui ilmunya. Menikah adalah sebuah urusan yang sangat penting tidak hanya di dunia namun juga di akhirat. Insya allah, adik telah mengetahuinya sehingga berani melakukan keputusan besar dan sakral itu.

Banyak diluar sana yang terheran-heran dengan keputusan tersebut. Jangan ragu adikku, aku yakin engkau menikah karena li'llahi ta'ala, karena cinta kepada Allah. Janganlah menikah karena kecantikan dan ketampanan semata, karena kekayaan dan jabatan dan faktor-faktor duniawi. Luruskanlah hanya karena Allah.

Nabi kita Muhammad SAW pernah bersabda, "Betapa gembira bagi mereka yang menikah karena taat kepada Allah. Barang siapa yang menikah karena Allah, maka dia telah meraih separuh nilai dari agama Allah". Allahu akbar! Tugas berikutnya adalah menjaga yang separuh itu, jangan sampai berkurang sedikitpun.

Menikah adalah pintu kesucian, maka niatmu yang suci itu Insya allah akan menghapus dosa-dosamu. Janganlah menikah hanya untuk menurutkan nafsu semata. Jagalah kesucian pernikahan itu.

Menikah adalah pintu rizki. Rizki bukan hanya uang, maka jangalah takut miskin karena menikah. Allah telah mengaturnya. Pepatah orang tua kita dulu, banyak anak- banyak rezeki. Itu bisa jadi benar bagi orang-orang yang percaya dan yakin. Namun sayangnya sekarang orang bertindak terlalu rasional. Akhirnya , jangankan punya anak banyak, anak sedikit aja udah begitu susah rizkinya. Itu karena tidak yakin dan percaya. Padahal ilmu Allah tidak bisa kita tandingi hanya dengan akal kita.

Allah telah berfirman : "Dan janganlah kau bunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami-lah yang akan memberi rizki kepada meraka dan juga kepadamu" (QS Al-Isra':13)

Menikah adalah pintu surga. Allahu akbar!! Rasulullah pernah ditanya sahabat, "Apa surga di dunia, ya Rasul?". Beliau menjawab, jika engkau mempunyai pasangan yang soleh (soleha) dan mempunyai anak yang soleh. maka engkau sudah ada di surga.". Sahabat berkata, "Terima kasih ya Rasul. Bagaimana kalau di rumah kami ada yang membantu bekerja?". Rasulullah tersenyum seraya berkata, "Kalau begitu, engkau sudah menjadi raja di surgamu". Jadi engkau bisa ada di surga sekarang ini dengan menikah. Tapi jangan lupa engkau juga bisa di neraka dengan menikah. Syaratnya sederhana, jadilah soleh maka pasangan dan anakmu akan menjadi soleh. Amien.

Akhir kata, Alhamdulillah.. Selamat menempuh hidup yang baru adikku. Semoga lembaran yang baru ini dapat menjadi semangat baru dalam hidup menuju Allah SWT. Amien.

Selasa, September 06, 2005

Indonesia menangis lagi

Kemaren (05/09/2005) pemberitaan di berbagai media massa dikejutkan dengan jatuhnya pesawat Mandala Boeing 737-200 dengan nomor penerbangan RI 091 di Medan, Sumatra Utara. Pesawat ini di kabarkan gagal melakukan take off dan jatuh tidak jauh dari Bandara Polonia Medan. Setelah jatuh kemudian meledak dan terbakar. Lebih kurang 150 orang menjadi korban dalam musibah ini. Indonesia kembali bersedih.

Konon, menurut beberapa orang yang mempercayai mistikus Jawa, musibah ini tak lepas dari hari naas pemerintahan SBY sesuai dengan perhitungan Jawa. Konon, pula katanya, hari jatuhnya pesawat adalah senin kliwon, yang dipercayai sebagaian kalangan menjadi hari tumbalnya SBY. Tapi namanya konon, boleh percaya boleh tidak. Apalagi sumbernya gak dikenal lagi.

Tapi terus terang, dari lubuk hati yang paling dalam saya turut belasungkawa dan berdo'a semoga korban dapat diterima amal ibadah di sisi-Nya. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan. Amien.

Senin, September 05, 2005

DAI keren ala TPI

Ditengah hiruk pikuk acara televisi yang penuh glamour, TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) tampil menyuguhkan acara DAI. DAI merupakan acara pencari bakat untuk para mubaligh muda di Indonesia. Yang namanya mubaligh muda, maka para finalisnya dalam menyampaikan dakwah sering menggunakan idiom-idiom anak muda jaman sekarang.

Misalnya DAI Hariri asal Bandung, dalam penampilannya di Mimbar DAI, (04/09/2005) tampil dengan idiom "COY" untuk menyapa para audiensnya. Acaranya seperti acara audisi-audisi yang lainnya, setelah para dai menyampaikan dakwahnya, maka mereka akan di komentari oleh para juri yang disebut mu'alim. Beberapa mu'alim adalah para dai kondang seperti Prof. Dr. Anwar Sanusi dll.

Jingle acara ini juga cukup penuh hikmah.

SAMPAIKAN WALAU SATU AYAT
Lirik : H.M. Cinnamon & Hasan Bisri BFC
Lagu : H.M. Cinnamon
Band : NAVAZ

Setiap manusia adalah khalifah (2X)
Setiap manusia membawa amanah (2 X)

Sampaikanlah walau satu ayat
sampaikanlah walau satu ayat
kar'na dakwah tugas kita semua
sampaikanlah walau satu ayat
sampaikanlah walau satu ayat
untuk kebaikan kita semua

Allah.......................
sampaikanlah walau satu ayat
sampaikanlah walau satu ayat
kar'na dakwah tugas yang mulia
sampaikanlah walau satu ayat
sampaikanlah walau satu ayat
untuk kebaikan kita semua

Allah..........
dakwah adalah ibadah
pedomannya qur'an dan sunnah

dakwah adalah ibadah
jalan yang diridhoi-Nya
Allah....Allah....

Terus terang acara ini merupakan acara menarik yang penuh hikmah dan manfaat di tengah acara-acara lain di dunia televisi kita. Semoga acara seperti ini dapat menjadi panutan bagi televisi-televisi lain di tanah air serta dai yang dihasilkan menjadi dai -dai yang berkualitas. Amien

Kamis, September 01, 2005

Motor (atau polisi) yang bikin macet?

Seperti biasa hari ini (01/09/2005) aku melawati rute Cawang - Sunter. Kupacu SX125D- B 6268 TEK dengan kecepatan yang gak bisa maksimal. Lha gimana mau maksimal lha wong macet dimana-mana. Hari ini aku lihat jalan di depan pintu tol Kebon Nanas (depan STIE Nusantara) macet. Sepeda motor pada minggir ke jalur lambat. Padahal gak ada polisi yang berjaga di sebelah pintu tol tsb. Pengennya sih seperti biasa, aku pengen masuk jalur cepat aja. tapi melihat situasi yang agak "mencurigakan" tersebut aku jadi ikutan masuk jalur lambat. Aku pikir pasti ada apa-apanya di ujung sana.

Yang namanya jalur lambat, benar-benar lambat. Lha gimana gak lambat, lha wong banyak mikrolet pada nurun naikin penumpang sewenak udelnya aja. Ternyata dugaanku benar. Diujung jalan banyak polisi yang lagi nyegatin pengendara motor yang melintas di jalur cepat.
Alhamdulillah. Pengalaman ditilang di jalur cepat sampai 2 kali memberikan insting agak "terasah". He..he..he

Kupacu lagi motorku, sesampai di depan kampus Universitas Mpu Tantular, kembali macet dimana-mana, ternyata motor-motor sedang di arahkan pak polisi menuju jalur lambat. Gak kebayang deh macetnya kayak apa.

Macet- macet dan macet, itulah yang dirasakan di sepanjang perjalanan. Ada macet karena persimpangan jalan, ada macet karena pembangunan fly over dll. Anehnya di Jakarta ini seakan-akan pengendara motor gak mempunyai hak untuk mengakses jalan raya. Apa karena pajak motor lebih murah dari pada pajak kendaraan roda empat?? Dan anehnya lagi biang macet selalu dituduhkan kepada pengendara sepeda motor. Heran gitu lho.

Seandainya motor harus berada pada jalur lambat, harusnya jalur lambat itu ya khusus untuk motor aja dong. Jangan boleh bus atau mikrolet ikutan ngetem di jalur tersebut. Atau misalnya kalo mau di alihkan ke jalur-lambat pun harus pake aturan yang konsisten. Lha ini, kadang2 polisinya ada kadang kadang enggak. Gak konsisten banget gitu lho.

Pertanyaan yang masih sering mengganjal, kenapa sih motor harus ke jalur lambat? Padahal kenyataannya kecepatan motor itu juga gak kalah cepat dibanding mobil. Malah seringkali mobillah biang kemacetan di Jakarta. Gimana tidak. Lha wong harusnya mobil itu bisa ditumpangin 4 s/d 7 orang, tapi kadang cuman 1 orang aja yang di dalam mobil. Space mobil di jalan raya 2 kali space motor.

Mobil di Jakarta, menurut data Polda Metro Jaya, ada 1,6 juta unit (termasuk bus). Sedangkan motor telah mencapai 4 juta unit. Satu motor biasanya mengangkut satu-dua orang. Satu liter bensin di motor bisa dipakai untuk menempuh jarak 30-60 km. Satu liter bensin di mobil hanya bisa dipakai untuk menempuh jarak 7-15 km. Satu mobil di Jakarta, biasanya hanya diisi satu-dua orang. Kecuali kalau lewat jalur three in one. Sekarang ukur saja berapa panjang dan lebar mobil, berapa panjang dan lebar motor. Khan pemborosan space pemakaian jalan raya tuh??

Bahkan, Gubernur DKI Sutiyoso berniat membatasi ruang gerak sepeda motor di saat pemerintah gencar mengampanyekan hemat energi. Motor akan dilarang melewati jalan-jalan protokol. Motor dituding sebagai biang kerok kemacetan lalu lintas dan sebagai penyebab polusi udara Jakarta. Dalam 365 hari, udara bersih di Jakarta ternyata hanya tujuh hari. Tapi di Jakarta ada mobil bobrok, bus bobrok, dan industri, yang tetap saja boleh berjalan menyebarkan gas polutan.

Polisi juga gak konsisten menegakkan aturan. Kenapa aku bilang gitu. Ya faktanya lihat aja di sekitar tol Kebon Nanas. Seringkali kita jumpain, polisi yang tadinya ngatur ngaturin motor2 supaya minggir ke jalur lambat yang efeknya bikin macet, begitu macetnya bertambah parah malah ditinggalin ama polisinya. Hebat khan polisi kita... hehehe