Kamis, Juni 05, 2008

Raket nyamuk, terbukti lebih efektif membasmi nyamuk

Sudah beberapa hari ini, raket nyamuk dirumah rusak. Aku sih sudah betulin 2 minggu kemaren. Itu pun harus dengan susah payah, karena tak semudah dibayangkan. Raket nyamuk ini memang telah lama dipakai di rumah. Kebetulan rumah kami yang berada di perkampungan, banyak sekali nyamuknya. Apalagi kalo cuaca panas seperti sekarang ini. Jika musim hujan, nyamuk memang tak banyak berkeliaran. Tapi kalo cuaca panas... huhhh jangan ditanya.

Bisa jadi, raket nyamuk bagi warga Jakarta, merupakan salah satu kebutuhan yang dianggap vital juga. Bayangkan, nyamuk yang notabene merupakan binatang malam, di Jakarta bisa keluar siang-siang :D. Nggigitnya nggak kira-kira. Maka setiap saat kita harus waspada terhadap binatang yang satu ini. Jika lengah, bentol-bentol kulit kita dibuatnya. Itu di kampung saya, yang nggak terlalu padat dan sanitasinya nggak terlalu buruk. Lha, gimana yang tinggalnya di pemukiman padat dengan sanitasi yang jorok? Wehhh... nggak cuman bentol aja 'kali..

Raket nyamuk memang bukan satu-satunya cara untuk mengusir nyamuk. Beberapa cara yang pernah kami gunakan untuk mengusir nyamuk adalah :

  • tepokan tangan, ini cara konvensional ngusirin nyamuk, yang jelas mata harus awas dan sinergi dengan gerakan tangan untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Tingkat efektifitas tinggi, jika gerakan tangan lincah dan tepat mengenai sasaran.
  • obat nyamuk semprot, srot-srot bikin kotor tembok dan lantai. Kadang tak tahan dengan baunya yang bisa bikin batuk. Makanya sekarang nggak kami pakai lagi. Efektifitas tinggi.
  • obat nyamuk bakar, bentuknya melingkar-lingkar kayak ular. Yang paling nggak suka karena asapnya itu lho, bikin batuk. Coba kalo produsennya bikin obat nyamuk bakar yang gak pake asap, mungkin sampai sekarang masih kami pakai. Efektifitas diragukan, karena kita tak tau dimana jasad nyamuk berada.
  • obat nyamuk elektrik, bentuknya kotak-kotak berwarna biru. Baunya khas dan tak menimbulkan asap. Cuman sayang, dia nyedot listrik sepanjang malam dengan daya 5 watt. Tapi alat ini sampai sekarang masih kami pakai. Efektifitas lumayan, minimal kita kerasa nyaman karena nyamuk sudah tak nguing-nguing bikin pusing kepala.
  • lotion anti nyamuk, baunya yang harum. Lumayan efektif dan disukai si Lintang. Tapi karena ada info yang katanya nggak baik untuk kulit untuk digunakan terus-menerus, jadi sekarang udah gak pake lagi. Efektifitas lumayan lah. Walau tak bisa maksimal, tapi minimal badan jadi harum..hehehe...
  • raket nyamuk, nah ini dia alat pengusir nyamuk yang menurut saya sangat efektif. Disamping bisa ngusirin nyamuk, badan bisa bergerak. Jadi disamping nyamuk mati, badan juga bisa berolahraga hehehe... Suaranya drett..drettt itu bikin hati puas. Kalo belum puas, begitu nyamuk kena jaring, disetrum aja sampai hangus dan berasap... (kata nyamuk --> oh sungguh kejam manusia..). Efektifitas maksimal, puas lahir dan batin.
Nah, dari ketiga cara tadi, raket nyamuk terbukti masih merupakan yang terbaik dalam fungsinya membunuh nyamuk.

Namun, raket nyamuk dirumah masih rusak juga, walaupun aku udah betulin sampai kesetrum-setrum. Ya, sudahlah mendingan beli baru aja.

Minggu, Juni 01, 2008

Pancasila yang terlupa

Pancasila

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Apakah masih ingat dengan teks tersebut?
Ternyata banyak juga dari kita yang sudah tak ingat lagi dengan urutan teks tersebut. Bahkan saat ini tak jarang dari pegawai pemerintah pun telah melupakan teks tersebut.

Teks Pancasila yang kita kenal saat ini diperkenalkan pertama kali oleh mantan Presiden Pertama RI, Sukarno pada 1 Juni 1945. Oleh karena itu, setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Sebelum Pancasila diperkenalkan, sejarah mencatat ada beberapa usulan tentang falsafah berbangsa. Antara lain Lima Dasar yang diperkenalkan oleh Muh. Yamin pada 29 Mei 1945 dan Panca Darma yang diperkenalkan oleh Supomo pada 31 Mei 1945. Pancasila dikenal sebagai falsafah, pandangan hidup dan dasar negara RI.

Trus, apakah ngefek jika kita tak hafal dengan urutan teks Pancasila? Dulu sih sewaktu masih sekolah, kami harus hafal dengan urutan teks Pancasila. Bahkan tak hanya itu, butir-butir pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4) yang 45 butir itupun kami harus hapalkan. Kalo enggak, tentu saja kami tak lulus di matapelajaran PMP (Pelajaran Moral Pancasila <-- masih ada nggak sih matapelajaran ini). :D

Sekarang, waktu mungkin telah berubah. Boro-boro mau menghayati dan mengamalkan Pancasila, energi rakyat Indonesia telah terkuras habis untuk memikirkan harga-harga yang pada naik menyusul kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Padahal pemerintah belum bisa membuat rakyatnya sejahtera. Bagaimana mungkin mau memikirkan Pancasila, jika mikir perut yang keroncongan saja masih bingung? Tapi semoga ini, hanya opini saya yang salah. Karena saat ini yang telah melupakan Pancasila tidak hanya dari kalangan ekonomi menengah kebawah, tapi juga merata. Masyarakat dengan golongan ekonomi menengah keataspun juga banyak yang lupa teks Pancasila.

Rakyat Indonesia mungkin masih banyak yang mengakui dan berserah diri kepada Tuhan YME. Negara boleh jadi masih melindungi kebebasan rakyatnya untuk menganut dan menjalankan agamanya. Namun, kekerasan masih terjadi dimana-mana. Bahkan hari ini ada kekerasan yang dilakukan oleh satu kelompok yang mengatasnamakan pembela agama untuk tindakan penyerangan pada kelompok lain. Masyaalllah... inikah bukti bahwa nilai-nilai luhur Pancasila sudah tak menjadi bagian dari kehidupan rakyat Indonesia?

Oh, Pancasila.
Satu persatu nilai-nilai luhur Pancasila sudah tak lagi hinggap di hati bangsa ini dalam kehidupan sehari-hari. Rasa persatuan, nilai musyarawah untuk mufakat, nilai keadilan dan kemanusiaan telah pudar seiring perjalanan waktu. Mungkinkah Pancasila sudah tak cocok lagi sebagai falsafah, pandangan hidup dan dasar berbangsa kita?

Sumber bacaan:
[1] Soekarno, Pancasila, dan Sejarah Teks, http://handsoff.blog.dada.net/post/731595/Soekarno,+Pancasila,+dan+Sejarah+Teks, diakses pada 1 Juni 2008
[2] Irfan Anshory, Omong-omong tentang Pancasila, http://irfananshory.blogspot.com/2007/11/omong-omong-tentang-pancasila.html, diakses pada 1 Juni 2008