Jumat, Mei 28, 2010

Membuat AC Sederhana Murah Meriah dan Hemat Energi

Cuaca Jakarta belakangan ini memang terasa panas sekali. Ungkapan bahwa neraka sedang bocor kayaknya terasa benar adanya. Air Conditioner (AC) saat ini seakan menjadi kebutuhan wajib saja. Padahal sejak semula, kami tak pernah kepikiran untuk memasang AC dengan pertimbangan tidak sehat, juga tidak ekonomis.

Setelah mencari berbagai alternatif solusi untuk mendinginkan suhu rumah - tidak termasuk menggantung ayam ya :D -, akhirnya saya temukan sebuah solusi yang cukup kreatif, yaitu membuat AC sederhana.

Dengan tambahan dana sekitar seratus ribu, maka kipas angin rumah sudah bisa kita fungsikan sebagai AC. Berikut ini adalah bahan-bahan yang dibutuhkan:

  • Kipas angin rumah (stand/duduk) ukuran agak besar/seadanya.
  • Pipa tembaga ukuran 3/16" panjang terserah. (Beli di toko AC/perlengkapan AC, tukang service AC) 8 rb - 13 rb/meter
  • Cable ties secukupnya, beli di minimarket juga ada.
  • Pompa akuarium kecil (beli di toko akuarium) 45-65 rb/pcs
  • Pipa plastik 3/16" beli di toko bangunan.
  • Tandon air atau termos es.
Langkah-langkah pembuatannya.
  1. Siapkan pipa tembaga dan kipas angin. Buatlah lilitan pipa tembaga pada tutup kipas angin tersebut.

    Usahakan agar pipa tembaga tidak sampai tertekuk atau patah.

    Kemudian kencangkan pipa tembaga tersebut dengan cable ties.
  2. Sambungkan pipa tembaga dengan pipa plastik yang terhubung dengan pompa akuarium.

    Usahakan diameter pipa plastik dengan pipa tembaga sama, atau jika tidak gunakan klem pada sambungan tersebut supaya kuat.

    Sambungkan pipa plastik dengan pompa akuarium pada ujung lainnya biarkan terbuka untuk keluar masuk air.

    Isikan air dingin, atau jika perlu tambahkan es balok pada tandon air atau termos es.

    Nah, sekarang AC sederhana siap mendinginkan ruangan.
Kira-kira cara kerjanya seperti ini: Air dingin yang dipompakan ke pipa tembaga menyebabkan pipa tersebut menurun suhunya. Sesuai prisip kondensasi. Suhu dingin di sekitar pipa dihembuskan oleh angin dari kipas. Secara teknis suhu angin keluar dari kipas lebih dingin dari pada suhu ruang. Maka, dingin deh ruangannya... Its simple! Cocok buat kamar yang tertutup (seperti AC sehingga dingin ruangan tetap terjaga dan optimal).

Sumber: Kaskus

Kamis, Mei 20, 2010

Teruslah bergerak

Mengapa bergerak itu penting?

Mungkin kita tahu, bahwa kebanyakan orang Jepang suka sekali menyantap ikan segar. Semakin segar ikan tersebut saat dikonsumsi, maka harganya semakin mahal. Akibat, banyaknya konsumsi ikan oleh warga Jepang, lama kelamaan ikan-ikan di laut Jepang semakin berkurang, sehingga banyak nelayan yang mencari ikan ditengah laut jauh dari daratan untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak.

Ikan yang ditangkap kemudian dimasukan ke dalam perahu dan dibawa ke darat untuk selanjutnya dijual. Laku? Jelas laku, namun harganya sangat murah karena kebanyak orang Jepang tidak suka mengkonsumsi ikan yang tidak segar, apalagi ikan yang dalam kondisi mati.

Nelayan-nelayan Jepang berpikir lagi, bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di tengah laut dapat tetap segar sesampainya di darat? Akhirnya mereka menggunakan peti-peti es untuk mengawetkan ikan yang ditangkap ditengah laut untuk kemudian dibawa ke darat untuk dijual. Laku? Laku, namun tetap harganya murah karena sekali lagi walaupun dalam kondisi segar, namun ikannya sudah mati.

Nelayan kembali memutar otak, bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap bisa tetap hidup sesampainya di darat. Kali ini mereka menggunakan kolam ikan semacam akuarium yang di bawa di perahu-perahu penangkap ikan meraka. Begitu ikan ditangkap di tengah laut, ikan itu langsung dimasukan ke dalam akuarium sehingga ikan tetap hidup sesampainya didarat untuk dijual. Laku? Tapi berhubung ikan yang dimasukan ke akuarium merasa lingkungan barunya tidak begitu menantang seperti ditengah samudera serta tempat yang berdesak-desakan, lama kelamaan ikan tersbut lemas dan malas bergerak selama berada di akuarium. Harganya memang udah cukup meningkat, tapi tetap kurang memuaskan karena masyarakat Jepang tidak menyukai ikan lemas, karena cita rasanya berbeda dibandingkan dengan ikan hidup.

Nelayan kembali memutar akal. Mereka tetap menggunakan akuarium, namun bedanya kali ini saat ikan-ikan yang ditangkap hidup-hidup yang berada di akuarium sudah kelihatan lemas dan malas bergerak, nelayan tersebut memasukan ikan hiu kecil kedalamnya. Melihat ada 'musuh' dalam lingkungannya, akhirnya ikan-ikan dalam akuarium terus bergerak dan aktif sehingga sesampai di darat dapat dijual dalam keadaan lebih fresh. Walaupun memang ada beberapa ikan yang benar-benar dimakan ikan hiu tersebut, namun jumlahnya kecil. Hasilnya ikan-ikan tersebut tetap dalam kondisi siaga dan takut yang tanpa di sadarinya saat tiba di darat dengan kondisi masih segar. Pelanggan pun merasa puas dengan kualitas dari ikan tersebut.

-----
Manusia tidak bisa menghindar dari takdirnya. Dia diciptakan oleh Tuhannya untuk bergerak dan terus bergerak. Sampai ajal akhirnya yang terpaksa akan menghentikan gerakannya. Dan hakekatnya, manusia yang tidak bergerak adalah manusia yang mati. Karena hanya dengan bergerak akan terjadi perubahan. Tanpa bergerak, mustahil akan ada perubahan. Dalam dunia bisnis, dunia ini adalah kumpulan peluang dan kesempatan. Hanya mereka yang mau bergerak dan menangkap peluang yang akan berhasil.

Maka bergeraklah, bekerjalah dan berkaryalah. Bergerak bukan sekedar kegiatan tanpa hasil, bekerja bukan sekedar meraih imbalan tertentu, berkarya untuk memberikan kebahagiaan diri dan sekitar. Itulah yang diharapkan alam dari kita.

Lihat. Air yang diam lebih cepat membusuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih sering macet dan ‘seret’. Mesin yang tidak pernah dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan di laci dan lama-kelamaan berdebu.

Alam telah mengajarkan ini : Jangan pernah berhenti berkarya – meskipun anda bahkan tidak bisa bergerak sama sekali, gunakan pikiran dan hati untuk terus berkarya – atau anda akan segera menjadi tua dan tak berguna…..

** sumber: Radio Smart FM pagi tadi.