Senin, Januari 29, 2007

Kangkung Hoax (?)

Pagi ini di salah satu milis aku terima email yang rada2 serem, kayak gini :

> Jika Anda penggemar kangkung, baik itu ca kangkung, petis
> kangkung, kangkung cos, dll yang berkaitan dengan kangkung,
> mungkin cerita ini dapat menjadi pertimbangan bagi Anda pada saat
> akan mengkonsumsi kangkung.
>
> Saya mendapat cerita ini dari seorang teman, tapi Saya lupa tempat
> persisnya di negara mana, yang jelas antara Singapura / Malaysia.
>
> Pada suatu hari di rumah sakit terkenal, semua dokter kebingungan
> hanya karena ada seorang anak kecil yang tampan menderita sakit
> perut. Anak itu dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya setelah 2
> hari menderita diare. Sudah bermacam obat sakit perut yang
> diberikan kepada anak itu, namun diarenya tidak kunjung sembuh.
>
> Di rumah sakit orang tua anak tersebut ditanya oleh dokter,
> makanan apa saja yang sudah dimakan oleh anak tersebut selama 2
> hari ini. Orang tua anak itu kebingungan, karena sejak anaknya
> diare otomatis anak tersebut tidak mau makan, dia hanya minum
> susu, itu pun langsung dikeluarkan lagi. Setelah usut punya usut,
> ternyata sebelum menderita diare, malamnya anak tersebut baru saja
> diajak makan kangkung cos di restoran oleh orang tuanya.
>
> Dokter segera melakukan rontgen, ternyata diusus anak tersebut
> telah berkembang biak lintah dengan anaknya yang kecil-kecil.
> Dokter angkat tangan dan menyatakan tidak sanggup mengambil
> tindakan medis apapun. Akhirnya anak kecil tampan yang malang
> itupun meninggal dunia.
>
> Usut punya usut, ternyata lintah itu sebelumnya bersemayam di
> dalam batang kangkung yang besar. Memang, untuk penggemar kangkung
> cos yang paling enak adalah batangnya, apa lagi jika dimasak oleh
> seorang ahli, maka kangkung cos rasanya akan menjadi renyah.
> Lintah yang berada di dalam batang kangkung itu tidak akan mati
> walau dimasak selama apapun, apa lagi untuk kangkung cos
> prosesmemasak tidak terlalu lama untuk menghasilkan rasa kangkung
> yang enak. lintah hanya akan mati jika dibakar.
>
> Di dalam usus anak tadi, lintah yang tadinya hanya 1 dalam 2 hari
> berkembang biak dengan cepatnya karena terus menerus menghisap
> darah yang ada, otomatis dokter juga kebingungan, bagaimana
> mematikan/membersihkan lintah yang telaha sangat banyak tersebut
> dari dalam usus anak malang itu.
>
> Jujur, sejak mendengar cerita itu, kesukaan saya akan kangkung
> menjadi berkurang, boleh dibilang sudah 1 bulan ini saya sama
> sekali tidak mengkonsumsi kangkung dalam bentuk apa pun, bukan
> karena menjadi paranoid, tapi bagi Saya lebih banik menjaga segala
> kemungkinan yang ada, toh tidak hanya kangkung yang dapat kita
> konsumsi, masih banyak sayur lain yang dapat kita makan dengan
> meminimalisir segala kemungkinan "lintah" yang terselip di dalamnya.
>
> Semoga cerita ini dapat menjadi pertimbangan untuk kita semua pada
> saat ingin mengkonsumsi kangkung.


Kalo membaca beritanya serem sekali khan? Walaupun saya bukan salah satu anggota IPK (Ikatan Penggemar Kangkung), tapi saya termasuk yang doyan makan kangkung seperti cah kangkung, terutama kalo pas ke warung seafood.

Tapi kalo diperhatikan dengan seksama, kok kayaknya ada ciri2 hoax mail di berita tersebut. Salah satunya adalah baris sbb :

> Saya mendapat cerita ini dari seorang teman, tapi Saya lupa tempat
> persisnya di negara mana, yang jelas antara Singapura / Malaysia.

Rata-rata hoax mail selalu memberikan informasi yang tidak pasti. Kata-kata "konon kabarnya" yang tidak terlalu jelas sumber beritanya, adalah ciri-ciri hoax.

Lainnya, adalah analisa aneh tidak masuk akal yang menyatakan bahwa lintah tidak akan mati walaupun dimasak selama apapun dan hanya mati hanya dengan cara dibakar. Mungkin tidak aneh kalau masak kangkungnya nggak pake api hehehe.... Dan setahu saya, cara memasak kangkung apalagi batangnya yang besar adalah dengan cara dibelah terlebih dulu. Bukan langsung memasukkan batang yang masih bulet. Tapi entahlah kalo kokinya bukan orang sini.
Sayangnya, saya nggak menemukan efek forward di email ini, namun kalo Anda membaca email ini, pasti tanpa sadar, Anda akan berusaha mengirimkannya ke orang lain bukan?

Jadi masih mau makan kangkung??

Referensi :
- Melawan SPAM dan HOAX Secara Baik dan Benar

Senin, Januari 22, 2007

Yang Penting Beda!

Akhir-akhir ini banyak sekali hal salah kirim datang di meja kerjaku. Suatu saat ada amplop ditujukan atas namaku, tapi begitu aku buka ternyata isinya potongan pajak kantor. Sejak kapan aku ngurusin masalah keuangan kantor?? Atau sempet protesan beberapa temen yang mencoba menelpon ke kantor mencariku, tapi ternyata nyasar. Wah ternyata sekarang namaku udah nggak unik lagi di kantor ini.

Kalo dulu namaku sering kebalik-balik dengan Erwan - Erwin, bahkan pernah gara-gara nama yang agak pasaran ini, transferan bulanan salah masuk.. walah... segitunya kah? maklum antara Erwan dan Erwin tahun masuk kerjanya hampir bersamaan. Nah sekarang malah nggak beda sama sekali. Benar-benar udah jadi nama pasaran. Kadang sempat terlintas ide mau ganti nama saja biar nggak salah sebut orang-orang. Tapi niat itu akhirnya harus diurungkan, mengingat kalo mau ganti nama khan perlu jenang abang, harus bikin selamatan, ganti akte kelahiran, ngurus asuransi, ganti kk, dan banyak lagi yang menyertai..hehehe... khan tambah pusing.

Udahlah, bukankah nama ini adalah pemberian orang tua yang harus disyukurin, ngapain harus diubah-ubah? Yang penting khan bukan nama. Cari sesuatu yang bisa bikin beda. Minimal untuk saat ini udah ada pembedanya, satunya orang keuangan, satu lagi kuli komputer. Nah lainnya aku lagi nyari nich supaya beda. Apa ya?

Memang nama hanya nama, yang penting adalah content dari nama itu. Apa dibalik nama. Teringat pada saat pertama kali mencoba hijrah ke Jakarta. Aku berdua bersama temenku yang akhirnya sempet menjadi icon dari perusahaan. Perusahaanku dimata client bisa menjadi unik, karena mengenal kang Imam yang orangnya unik. Bayangkan, setua itu tapi tampilannya kayak bayi aja. Masih imut-imut, walaupun aslinya sih amit-amit hahahaha... Orangnya beda. Jadi kalo udah ngomong masalah kantor, pasti inget kang Imam hahaha...

Bahkan salah satu buku yang pernah saya baca mengatakan, untuk menjadi sukses, kepintaran hanyalah faktor pendukung kesuksesan beberapa persen saja. Selebihnya adalah perbedaan dengan yang lain. Jadi mending keep deference aja!